KUNJUNGAN KKN KELOMPOK 11 KE TEMPAT PRODUKSI GONG DI DESA TEMANDANG

Jumat, 2 Agustus 2024

Mahasiswa KKN IAINU Tuban kelompok 11 mengunjungi salah satu pengrajin alat musik yang yang masih eksis sampai saat ini di Desa Temandang, Kec. Merakurak. 

Kesenian musik tongklek di Kabupaten Tuban mulai berkembang dari tahun 2009 sampai sekarang. Akan tetapi, tidak banyak orang yang bisa memproduksi alat-alat musik tongklek tersebut. Alat musik yang digunakan dalam kesenian tongklek antara lain, gong, gambangan, kempul, kenong, genjur, kentongan, dan masih banyak lagi alat-alat tambahan sesuai dengan ciri khas masing-masing grup tongklek.

Gong merupakan alat musik tradisional yang terbuat dati logam yang dalam budaya jawa tergabung dalam instrimen gamelan. Alat musik ini biasanya digunakan sebagai tanda permulaan dan akhiran lagu serta memberi rasa keseimbangan. Namun keberadaanya mulai sulit ditemui karena generasi saat ini lebih memilih menggunakan instrumen musik modern. 

Meski begitu, pengrajin gong di Desa Temandang, Kecamatan Merakurak, Kabupaten Tuban masih terus memproduksi alat musik tradisional tersebut. Alat musik ini diproduksi oleh Bapak Kuswadi dan dibantu oleh anaknya. Beliau tidak hanya memproduksi alat musik gong tetapi juga gamelan dan bonang. Disisi lain beliau juga menerima servis alat musik dari berbagai penjuru, mulai dari dalam kota sampai luar kota.

Awalnya alat musik ini dibuat oleh beberapa gabungan antar komunitas. Namun seiring berjalannya waktu pembuatan ini dilakukan oleh individu. Pembuatan alat musik gong ini bertujuan untuk melestarikan budaya jawa yang di tinggalkan oleh nenek moyang terdahulu, kurang lebih pada tahun 70-an. 

“Tempat pembuatan alat musik ini ibaratnya sebagai pondasi musik, tidak terlihat tetapi berpengaruh besar sebagai pendukung berjalannya seni yang berhubungan dengan musik.” Tutur bapak kuswadi.

Beliau berpesan “Cah nom iku kudu iso ngelestarikno budoyo jowo, salah sijine yoiku seni musik, lan ojo nganti ilang jawane”.

Pembuatan alat musik pun masih sangat tradisional dan dikerjakan dengan cara manual / tangan manusia tanpa bantuan alat modern. Biasanya pembuatan alat musik persatuan membutuhkan waktu selama 15 hari. Untuk harganya sendiri berkisaran 500.000 – 3.000.000. 

Terdapat coretan di dinding tempat produksi alat musik beliau yang isinya sebagai berikut:

SENI : “Sentuhan Rohani, Sentuhan Hati Nurani”

BUDAYA : “Budi Daya” 


Dari mana datangnya lintah

Dari sawah turun ke kali

Dari mana datangnya perintah

Dari Allah turun ke hati


Penulis : Irma Eka Syura

Editor : Evendi P

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama